Kontroversi Aplikasi Israel di Samsung: Isu Pengambilan Data Pengguna

Kontroversi Aplikasi Israel di Samsung: Isu Pengambilan Data Pengguna

paingsoe – Isu privasi digital kembali memanas setelah SMEX, organisasi hak digital. Merilis laporan terkait aplikasi bawaan pada perangkat Samsung seri Galaxy A dan M di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Laporan tersebut mengungkap keberadaan aplikasi bernama AppCloud yang sudah terpasang sejak awal dan tidak bisa dihapus secara biasa. Aplikasi ini diduga kuat mengumpulkan data pengguna secara diam-diam. Memicu kekhawatiran serius terkait privasi dan keamanan data pengguna di wilayah yang sudah sensitif secara politik.

“Baca Juga: China Terapkan Larangan Postingan Pesimis di Media Sosial”

Fungsi AppCloud dan Dugaan Pengumpulan Data Pengguna

AppCloud, yang dikembangkan oleh perusahaan Israel bernama IronSource, dikategorikan sebagai bloatware atau aplikasi bawaan yang langsung aktif saat perangkat dinyalakan. Secara resmi, AppCloud berfungsi memberikan rekomendasi aplikasi melalui sistem bernama Aura, yang disesuaikan dengan kebiasaan pengguna. Namun, laporan SMEX menyatakan aplikasi ini mengakses data sensitif pengguna secara luas, termasuk riwayat penggunaan aplikasi, lokasi pengguna, alamat IP, identitas perangkat, dan bahkan kemungkinan data biometrik. Kekhawatiran bertambah karena AppCloud tidak dapat dihapus dengan metode standar, sehingga satu-satunya opsi adalah melakukan root pada perangkat yang berisiko menghilangkan garansi dan mengancam keamanan sistem.

Kritik dan Tuntutan SMEX kepada Samsung

Sejak Mei 2025, SMEX mengajukan surat terbuka kepada Samsung dengan sejumlah tuntutan penting. Mereka meminta penjelasan mengapa AppCloud dipasang khusus di pasar MENA, permintaan agar Samsung menyediakan opsi aman untuk menghapus aplikasi tanpa harus melakukan root, dan meminta transparansi penuh terkait kebijakan privasi AppCloud. SMEX menilai tindakan Samsung melanggar prinsip perlindungan data pribadi dan merupakan pelanggaran serius terhadap hak konsumen. Organisasi ini menekankan bahwa di era digital sekarang, privasi merupakan hak fundamental yang harus dihormati oleh perusahaan teknologi global.

Konteks Politik dan Regulasi Internasional yang Membebani Isu

Isu AppCloud tidak hanya soal privasi, tetapi juga terkait faktor geopolitik yang rumit. Keterlibatan perusahaan asal Israel dalam aplikasi yang dipasang di perangkat konsumen di kawasan Timur Tengah menimbulkan kecurigaan dan ketegangan. Selain itu, pengumpulan data secara diam-diam ini bertentangan dengan regulasi internasional seperti GDPR di Eropa yang mengatur perlindungan data pribadi secara ketat. Minimnya transparansi dari Samsung hingga saat ini memperbesar kekhawatiran pengguna dan pengamat digital. Hal ini memperlihatkan tantangan besar dalam menjaga keamanan data dan menghormati sensitivitas politik di era teknologi global.

“Baca Juga: ASUS Perkenalkan ExpertCenter P600 AiO Berbasis Copilot+”

Dampak dan Harapan Masa Depan Privasi Digital di Kawasan MENA

Kasus AppCloud menyoroti pentingnya regulasi ketat dan transparansi dari perusahaan teknologi, khususnya di wilayah yang rentan secara politik dan sosial seperti MENA. Pengguna kini semakin sadar akan risiko privasi digital dan menuntut haknya atas kontrol data pribadi. Dampak jangka panjang dari pengumpulan data tanpa izin bisa mengancam kebebasan digital dan kepercayaan publik terhadap teknologi. Di masa depan, diharapkan Samsung dan perusahaan teknologi lain lebih responsif terhadap tuntutan konsumen, menjalankan praktik bisnis yang etis, dan memperkuat perlindungan privasi pengguna sesuai standar internasional. Langkah ini penting agar teknologi dapat digunakan tanpa mengorbankan hak fundamental setiap individu.