TikTok Diselidiki Uni Eropa Terkait Data Pengguna di China

TikTok Diselidiki Uni Eropa Terkait Data Pengguna di China

paingsoe–TikTok kembali menjadi pusat perhatian regulator Uni Eropa setelah muncul temuan baru terkait penyimpanan data pengguna di server China. Temuan ini memperkuat kecurigaan lama bahwa TikTok belum sepenuhnya mematuhi aturan perlindungan data yang berlaku di kawasan tersebut.

Kala itu, pelanggaran mencakup pengelolaan data anak-anak dan kegagalan dalam memberikan transparansi terhadap pengguna.

“Kami sedang menelaah lebih lanjut apakah TikTok telah melanggar prinsip dasar GDPR terkait transfer data lintas wilayah,” ungkap juru bicara DPC, seperti dikutip dari laporan Engadget, Jumat (11/7/2025).

“Baca juga: Tim Baseball Indonesia U-19 Raih Peringkat Ketiga Prestasi Gemilang“ [2]

Investigasi Baru TikTok Picu Kekhawatiran atas Kepatuhan GDPR di Eropa

TikTok kembali menghadapi penyelidikan dari regulator Eropa setelah muncul klaim baru soal penyimpanan data pengguna Wilayah Ekonomi Eropa (EEA). Hal ini berawal dari pengungkapan bahwa sebagian data pengguna sempat disimpan di server di China, bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang disampaikan ke otoritas Uni Eropa.

Namun pada Februari 2025, TikTok mengakui bahwa ada “jumlah terbatas” data pengguna Eropa yang ternyata memang sempat tersimpan di server China. Meski perusahaan mengklaim data tersebut telah dihapus, pernyataan ini memunculkan dugaan bahwa TikTok tidak sepenuhnya transparan dalam penyelidikan awal.

“Informasi baru ini bertentangan dengan bukti yang sebelumnya kami terima,” ungkap perwakilan DPC dalam pernyataan resminya.

Sebagai bagian dari upaya membangun kembali kepercayaan publik dan regulator, TikTok sebelumnya mengumumkan rencana pembangunan pusat data di Eropa. Namun, temuan terbaru ini berpotensi merusak langkah tersebut.

“Simak juga: Memastikan Ketersediaan Pangan Presiden Jokowi Tinjau Stok“ [4]