Pogacar Segar Usai Jeda 47 Hari Menuju World Championship

Pogacar Segar Usai Jeda 47 Hari Menuju World Championship

paingsoe–  Pembalap sepeda asal Slovenia, Tadej Pogacar, memanfaatkan jeda 47 hari setelah menjuarai Tour de France 2025 untuk mengembalikan kebugarannya. Absennya dari Vuelta a Espana menjadi langkah strategis agar ia dapat tampil segar menjelang World Championship. Kini, Pogacar bersiap memulai pemanasan dengan turun di Grand Prix Quebec pada Jumat dan Grand Prix Montreal, Minggu.

Pogacar, yang baru berusia 26 tahun, berhasil mengoleksi empat gelar Tour de France, sebuah pencapaian luar biasa dalam karier mudanya. Meski begitu, ia menyadari pentingnya menjaga kondisi fisik. “Ini balapan pertama saya setelah Tour, jadi saya harus melihat bagaimana kondisi kaki saya. Selalu sulit berada di performa terbaik di akhir musim, tapi motivasi saya masih tinggi,” ujarnya dikutip dari RFI, Kamis (11/9).

World Championship menjadi target utama Pogacar pada fase akhir musim ini. Ia akan tampil di dua nomor, yakni road race dan time trial. Pogacar berharap mampu mempertahankan gelar road race sekaligus menantang dominasi juara bertahan dua kali asal Belgia, Remco Evenepoel, di nomor time trial pada 21 September. “Saya melakukan lebih banyak latihan dengan sepeda TT dibanding biasanya. Kita akan lihat hasilnya nanti. Untuk disiplin ini, Anda harus benar-benar sempurna di hari lomba,” tambahnya.

“Baca Juga: Galaxy Z Fold7 Hadir dengan Desain Tipis dan Fitur AI Baru

Selain Evenepoel, Pogacar juga diperkirakan menghadapi perlawanan sengit dari dua pembalap Belgia lainnya, Wout Van Aert dan Arnaud De Lie. Dengan persiapan matang serta motivasi tinggi, Pogacar berpeluang besar menjaga reputasinya sebagai salah satu pembalap terbaik dunia. Performa di dua balapan Kanada akan menjadi tolok ukur penting sebelum menghadapi World Championship.

POGACAR SIAP HADAPI GRAND PRIX QUEBEC DAN MONREAL JELANG WORLD CHAMPIONSHIP

Tadej Pogacar bersiap menghadapi dua balapan klasik Kanada, Grand Prix Quebec dan Montreal, sebagai pemanasan menuju World Championship. Meski sudah dua kali menang di Montreal, Pogacar belum pernah meraih kemenangan di Quebec, di mana tahun lalu ia finis ketujuh setelah dikejar rombongan utama di tanjakan Montagne Hill, hanya beberapa ratus meter dari garis finis.

Tahun ini, penyelenggara mengubah lintasan Quebec. Rute sebelumnya dengan tanjakan dan turunan curam kini diganti dengan tanjakan stabil sepanjang dua kilometer menuju garis akhir. Pogacar menilai perubahan ini mempermudah secara umum, namun sprint akhir akan lebih menantang dibanding tahun lalu. “Saya rasa secara umum bisa lebih mudah, tapi sprint akhir akan lebih sulit dibanding edisi sebelumnya,” ujarnya.

Setelah dua balapan klasik Kanada dan World Championship, Pogacar masih memiliki agenda padat. Ia akan turun di Kejuaraan Eropa di Drome-Ardeche pada 5 Oktober, hanya di nomor road race. Seminggu kemudian, Pogacar menutup musim dengan mengikuti Tour of Lombardy, menantang pembalap top Eropa dan menguji kebugarannya di akhir musim.

Dengan persiapan matang dan pengalaman bertahun-tahun di balapan klasik, Pogacar menargetkan performa maksimal di Quebec, Montreal, dan World Championship. Fokusnya pada strategi tanjakan dan sprint akhir menjadi kunci untuk mempertahankan reputasi sebagai salah satu pembalap terbaik dunia.

“Baca Juga: KKB Papua Serang Warga dan Rampas Motor di Aksi Terbaru

Kombinasi pengalaman, persiapan fisik, dan strategi cermat akan menentukan peluang Pogacar menutup musim dengan prestasi gemilang di Grand Prix Kanada dan ajang internasional lainnya.