paingsoe – Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), resmi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4 persen hingga 4,25 persen. Ini merupakan langkah pertama setelah lima kali pertemuan berturut-turut tanpa perubahan suku bunga. Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya tekanan dari Gedung Putih agar The Fed segera memangkas biaya pinjaman untuk merangsang perekonomian. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyebut melemahnya pasar tenaga kerja sebagai alasan utama pemangkasan ini.
“Baca Juga: Telkom Perkuat Pendidikan Inklusif lewat Dukungan Digital di 71 SLB”
PASAR TENAGA KERJA YANG MELEMAH JADI ALASAN UTAMA PEMANGKASAN
Jerome Powell menegaskan bahwa permintaan tenaga kerja di Amerika Serikat mulai melemah. Laju penciptaan lapangan kerja terbaru juga berada di bawah tingkat yang diperlukan untuk menjaga tingkat pengangguran tetap stabil. “Saya tidak lagi bisa mengatakan pasar tenaga kerja sangat solid,” ujar Powell kepada Bloomberg pada Kamis (18/9). Kondisi ini menandakan bahwa tekanan di pasar tenaga kerja semakin berkurang, yang memberikan ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter.
KONFLIK INTERNAL DAN PREDIKSI PEMANGKASAN LEBIH LANJUT
Keputusan pemangkasan suku bunga diambil dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dengan hasil voting 11-1. Hanya satu gubernur, Stephen Miran, yang menginginkan pemangkasan lebih besar sebesar 50 basis poin. Meskipun ada suara berbeda, keputusan ini dianggap sebagai kemenangan bagi Powell, yang sebelumnya diprediksi akan menghadapi lebih banyak penentangan. The Fed juga memperbarui proyeksi ekonomi dengan menyatakan potensi dua kali pemangkasan tambahan pada tahun ini, satu kali pada 2026, dan satu kali pada 2027. Bahkan, beberapa pejabat memperkirakan suku bunga bisa turun total hingga 125 basis poin sebelum akhir tahun.
POWELL TEGASKAN KEBIJAKAN MONETER DENGAN PENDEKATAN PER PERTEMUAN
Meski memberi sinyal penurunan suku bunga berlanjut, Powell menekankan bahwa kebijakan moneter akan diambil berdasarkan evaluasi setiap pertemuan. “Ini bukan awal dari siklus pelonggaran agresif seperti saat kita menuju resesi,” jelas Powell. Pernyataan ini menunjukkan bahwa The Fed akan tetap berhati-hati, menyesuaikan kebijakan dengan perkembangan data ekonomi yang aktual tanpa terburu-buru menjalankan pelonggaran besar-besaran.
INFLASI MASIH MENJADI PERHATIAN UTAMA THE FED
Meski memangkas suku bunga, inflasi masih menjadi fokus perhatian The Fed. Tekanan harga dari tarif impor yang diteruskan ke konsumen masih terasa signifikan. Inflasi tahunan tercatat mencapai 2,6 persen per Juli dan diproyeksikan meningkat pada Agustus. Powell menegaskan bahwa tugas utama The Fed adalah memastikan kenaikan harga yang bersifat sementara tidak berkembang menjadi masalah inflasi berkelanjutan. Keputusan ini menegaskan komitmen bank sentral untuk menjaga kestabilan harga sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Baca Juga: Meta Perkenalkan Kacamata Pintar, Masa Depan Gantikan Smartphone”
RESPON PASAR KEUANGAN TERHADAP KEPUTUSAN THE FED
Pengumuman pemangkasan suku bunga ini langsung memengaruhi pasar keuangan global. Dolar AS yang sebelumnya melemah sempat menguat kembali setelah pernyataan Powell. Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga naik, dengan tenor lima tahun meningkat 6 basis poin menjadi 3,65 persen. Reaksi pasar menunjukkan adanya optimisme berhati-hati terhadap langkah The Fed, meski risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi tetap menjadi faktor yang diperhatikan investor.