paingsoe – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Kamis (25/9) yang mengesahkan rencana penjualan operasi TikTok di AS. Langkah ini merespon aturan yang mengharuskan bisnis TikTok di AS dijual kepada investor lokal atau diblokir. Penundaan pelarangan TikTok diberikan hingga 20 Januari 2025 untuk memberikan waktu restrukturisasi kepemilikan. Kebijakan ini bertujuan menjaga TikTok tetap beroperasi sambil memastikan perlindungan privasi data warga Amerika sesuai hukum yang berlaku.
“Baca Juga: Nvidia Suntik Rp1,6 Kuadriliun Perkuat Teknologi di Balik ChatGPT”
Nilai Perusahaan TikTok AS Diperkirakan Rp 234 Triliun, Lebih Rendah dari Perkiraan Awal
Wakil Presiden JD Vance menyebutkan bahwa nilai perusahaan TikTok AS yang baru diperkirakan mencapai 14 miliar dolar AS atau sekitar Rp 234 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan analis yang menilai nilai TikTok tanpa algoritma mencapai 30–40 miliar dolar AS. Nilai ini dipengaruhi oleh perubahan signifikan pada penguasaan dan pengelolaan algoritma rekomendasi, yang menjadi inti aplikasi TikTok.
Algoritma TikTok Akan Dilatih Ulang dan Diawasi oleh Mitra Keamanan AS
Presiden Trump menegaskan bahwa algoritma rekomendasi TikTok akan “dilatih ulang dan diawasi” oleh mitra keamanan Amerika. Algoritma ini akan dikendalikan oleh entitas baru yang sepenuhnya beroperasi di bawah kendali AS. Langkah ini bertujuan menghilangkan kekhawatiran terkait pengaruh asing, terutama dari China, terhadap data dan konten yang beredar di platform tersebut.
Investor Besar Terlibat dalam Akuisisi, Oracle dan Silver Lake Kuasai 50 Persen Saham
Kesepakatan ini melibatkan sejumlah investor papan atas seperti Michael Dell, Rupert Murdoch, Oracle, Silver Lake, dan MGX. Oracle dan Silver Lake diperkirakan memegang sekitar 50 persen saham TikTok AS. Sementara itu, ByteDance, induk TikTok asal China, akan mempertahankan kurang dari 20 persen saham agar sesuai dengan regulasi AS. Struktur kepemilikan ini dirancang untuk memastikan kontrol dan pengawasan yang kuat dari pihak Amerika.
“Baca Juga: Prabowo Prediksi MBG Ciptakan 1,5 Juta Pekerjaan di 2026″
Peran ByteDance dan Respons Pemerintah China dalam Restrukturisasi TikTok AS
Meskipun Presiden Trump mengklaim bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping menyetujui rencana restrukturisasi tersebut, media Tiongkok melaporkan ByteDance tetap akan memainkan peran penting dalam operasional dan monetisasi TikTok di AS. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait sejauh mana kontrol dan pengaruh ByteDance tetap bertahan, meskipun terjadi perubahan kepemilikan. Kebijakan ini menjadi contoh nyata ketegangan geopolitik dalam industri teknologi global yang kian kompleks.
Kesepakatan ini menandai babak baru dalam pengelolaan platform media sosial terbesar di dunia. Regulasi ketat yang diterapkan oleh pemerintah AS tidak hanya berdampak pada model bisnis TikTok, tetapi juga memperlihatkan bagaimana keamanan data dan kedaulatan digital menjadi fokus utama dalam hubungan internasional saat ini. Langkah selanjutnya akan menjadi sorotan global, terutama terkait efektivitas pengawasan dan perlindungan data pengguna di platform TikTok AS.